Kamis, 21 Mei 2009

MEMBACA ADALAH HOBIKU


Ada suatu hasrat yang sangat besar untuk tahu tentang banyak hal dalam diriku, seolah – olah itu merupakan suatu kebutuhan hidup. Hal ini dikarenakan, ketika aku sudah mengetahui suatu hal, aku merasakan suatu kepuasan sesaat, kemudian bertambahlah keinginanku untuk tahu lebih jauh dan lebih jauh lagi. Peristiwa ini kemudian membawaku pada suatu kegiatan yang aku senangi yaitu membaca.

Membaca buku bagiku adalah bekenalan dengan pemikiran – pemikiran para pengarangnya, tokoh – tokoh yang diceritakan di dalamnya, atau pendapat seseorang terhadap orang lainnya. Pada dasarnya, dari kegiatan membaca aku mendapatkan referensi – referensi atau masukan – masukan. Referensi – referensi ini yang aku sebut sebagai pengetahuan - pengetahuan. Aku tidak bisa mendasarkan pandanganku tentang sesuatu hal, hanya berdasarkan pandanganku sendiri tanpa adanya informasi – informasi yang dapat mendukung suatu pengambilan keputusan. Ketika seseorang mengambil keputusan secara spekulatif tentang suatu hal, sementara yang bersangkutan tidak mempunyai pengetahuan yang cukup memadai di bidang itu, hampir bisa dipastikan bahwa keputusannya tersebut akan semakin jauh dari nilai – nilai kebenaran.

Ketika aku tidak punya pengetahuan – pengetahuan yang berkaitan dengan sesuatu hal tersebut, aku harus mencari masukan – masukan pengetahuan dari orang lain, dimana salah satunya dapat dilakukan melalui proses membaca. Setelah referensi – referensi terkumpul, barulah aku bisa merumuskan pandangan – pandanganku sendiri tentang suatu nilai kebenaran. Bagaimanapun kebenaran yang didapat melalui cara ini bukanlah suatu nilai kebenaran yang tidak terbantahkan kebenarannya. Bisa saja teori – teori yang dirumuskan hari ini, pada keesokan harinya sudah tidak relevan lagi, sehingga aku perlu untuk merumuskan kembali dengan mencari literatur baru. Atau karena suatu proses kebetulan, aku menemukan suatu literatur baru yang kemudian meruntuhkan pandangan – pandanganku sebelumnya sehingga terbentuk pandangan yang baru. Untuk itu, dengan semakin banyaknya referensi, aku bisa merumuskan suatu pandangan dengan lebih logis dan rasional sehingga akan semakin dekat dengan kebenaran yang hakiki. Walaupun nilai kebenaran tersebut hanya berlaku sesaat.

Dari sini dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan membaca, kita bisa saja terbawa oleh pemikiran – pemikiran para pengarangnya dan menganggpanya benar. Namun demikian, setelah kita mengambil pandangan tokoh lain yang kontra terhadap pandangan tokoh yang pertama, barulah kita bisa mengambil jalan tengah. Atau malah perlu lebih banyak lagi melihat pandangan – pandangan tokoh yang lain sebelum suatu jalan terbaik dipilih. Dari sini aku mendapatkan manfaat lain dari membaca, yaitu mengukuhkan kekuatan karakterku. Dengan bisa memilah – milah berbagai informasi yang didapat dari membaca, mengelompokkannya, menganalisanya, kemudian bisa diambil suatu pembenaran menurut versiku sendiri. Proses penyeleksian literatur yang kulakukan didasarkan pada kekuatan kompetensi pengarangnya. Dari kegiatan ini, pandanganku bisa saja kemudian condong kepada seorang atau segolongan tokoh, tetapi bisa saja bersifat independen.

Aku bahkan bisa lebih jauh lagi berpikir. Dengan membaca buku – buku sejarah, politik, ekonomi, filsafat, psikologi, dan lain – lainnya, aku kemudian menemukan bahwa antara kesemuanya itu terdapat korelasi – korelasi yang dalam kehidupan sehari – hari, aplikasinya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kesemua bidang pengetahuan itu, satu sama lain saling mendukung membentuk suatu kehidupan yang lebih baru. Tingkat pengetahuan – pengetahuan itulah yang membentuk wajah peradapaban dari zaman ke zaman.

Dari suatu proses pencarian kebenaran, seperti yang aku ceritakan di atas yaitu melalui proses membaca, ada suatu nilai kebenaran yang tidak pernah aku ragukan kebenarannya, sehingga tidak perlu ditanyakan lagi benar apa tidak. Kita menyebutnya sebagai iman atau kepercayaan. Nilai kebenaran yang dimaksud yaitu segala hal yang dituliskan Tuhan melalui kitabnya dan sunnah rasul. Kalaupun bagiku terkadang serasa berat untuk menerima ketentuan – ketentuan yang termuat di dalam keduanya, tetapi ada keyakinan bahwa ketentuan tersebut adalah demi kebaikanku juga. Dan ini adalah salah satu ujian keimanan.

Pada sisi lain, mengenai dua subjek ini, keingintahuanku terkadang kemudian membawaku kepada kecocokan antara apa yang kutemukan di lapangan dengan nilai kebenaran mutlak yang terkandung dalam Al Quran dan Al Hadis. Dari sini aku mendapatkan hikmah. Hikmah merupakan tingkat kesadaran yang bernilai tinggi yang membuatku selalu berpikir kembali kepada Tuhanku. Hikmah inilah yang kemudian meningkatkan keimanan dan ketakwaanku.

Hal terakhir, aku ingin mengatakan bahwa referensiku yang paling utama adalah Al Quran dan Al Hadis, yang mana aku menjadikannya sebagai literatur - literatur yang mampu memberikan informasi yang mengandung kebenaran absolut. Dengan selalu merujuk dan berpengang teguh kepada keduanya, ada keyakinan bahwa aku tidak akan mudah terombang – ambing dalam pemikiran – pemikiran para penulis yang terkadang aku mendapati beberapa diantaranya mengandung nilai – nilai yang menyesatkan. Dan memang demikianlah adanya setelah aku banyak bersentuhan dengan pikiran – pikiran bermacam – macam orang. Bolehlah aku mencari nilai kebenaran melalui proses membaca, tetapi rumusan pandangan yang aku hasilkan janganlah sampai bertentangan dengan nilai – nilai kebenaran mutlak yang terkandung dalam kitabullah dan sunnah rasul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan beri komentar barupa kritik dan saran yang membangun demi kemajuan blog saya ini. Jangan malu - malu!

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.